Senin, 11 Juni 2018

Ekspor Sarang Walet Indonesia Tembus Rp2,8 Triliun


Ekspor Sarang Walet Indonesia Tembus Rp2,8 Triliun


Ekspor sarang walet dari Indonesia ke negara-negara Asia terus meningkat. Tahun lalu, nilai ekspor menembus Rp2,8 triliun dengan volume 1.053 ton sarang walet. Saat ini, ekspor difokuskan untuk memenuhi peningkatan permintaan dari China setiap tahun.

"Perlu komitmen kuat untuk memenuhi persyaratan yang diminta (importir)," kata Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan), Banun Harpini dalam keterangan tertulis, Senin (5/3/2018).



Barantan sebagai salah satu lembaga yang bertanggung jawab untuk memastikan pemenuhan persyaratan yang diminta oleh China, terus mendorong pengusaha untuk dapat memenuhinya.

Barantan juga mengingatkan produsen sarang walet untuk memperhatikan tiga persyaratan utama untuk mengekspor ke China, yaitu ketertelusuran, bersih dengan kandungan nitrit <30 3="" 70="" dan="" detik.="" dipanaskan="" hingga="" o:p="" ppm="" selama="" telah="">



Seperti diketahui, pada 2015, sarang burung walet Indonesia telah dapat mengekspor langsung ke China, di mana sebelumnya harus melewati negara ketiga, salah satunya Hong Kong. Perjuangan untuk mengekspor langsung ke China membutuhkan waktu lama.

Pada bulan April 2012 menandatangani Protokol tentang Higgity, Persyaratan Karantina dan Inspeksi untuk Impor Produk Sarang Walet dari Indonesia ke Tiongkok, antara Kementerian Pertanian Republik Indonesia dan Administrasi Umum Kualitas, Inspeksi, dan Pengawasan Quarantine of the Republic of Cina. Butuh waktu tiga tahun setelah penandatangan Protokol Baru Indonesia untuk dapat langsung mengekspor sarang burung walet ke Cina.

Diperlukan komunikasi yang baik antara pemerintah, dalam hal ini Barantan sebagai jaminan kualitas dan persyaratan dengan pelaku usaha. Pemerintah siap memfasilitasi dan membantu dalam pemenuhan persyaratan, karena ini membawa nama Indonesia.

"Jangan sampai produk kami hilang dari negara tetangga, kami juga perlu mewaspadai pesaing kami seperti Malaysia, Thailand, dan Vietnam," Banun Harpini menjelaskan.

Ekspor sarang burung walet Indonesia, terutama ke China, menunjukkan tren yang meningkat, pada tahun 2016 ekspor sarang walet Indonesia mencapai 23 ton dari 7 perusahaan yang terdaftar. Dan pada 2017 mencapai 52 ton dari 8 perusahaan yang terdaftar. Hingga 2017, sarang burung walet Indonesia menguasai sekitar 70% pasar Cina bila dibandingkan dengan Malaysia dan Thailand. Pada Januari 2018, ada 7 perusahaan dari 8 perusahaan yang terdaftar untuk mengekspor sarang walet ke China dengan volume mencapai 4 ton lebih banyak.

Dengan kecenderungan peningkatan permintaan ekspor ini, Barantan segera menyusun kebijakan teknis tentang Nest Nest Warming ke China untuk menyesuaikan metode pemanasan sesuai dengan persyaratan yang diminta. Ini sejalan dengan rekomendasi untuk meningkatkan hasil audit sarang burung Cina oleh CNCA pada tahun 2017.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar