Ekspor Sarang Walet Indonesia Tembus Rp2,8 Triliun
Ekspor sarang walet dari Indonesia ke negara-negara Asia
terus meningkat. Tahun lalu, nilai ekspor menembus Rp2,8 triliun dengan volume
1.053 ton sarang walet. Saat ini, ekspor difokuskan untuk memenuhi peningkatan
permintaan dari China setiap tahun.
"Perlu komitmen kuat untuk memenuhi persyaratan yang
diminta (importir)," kata Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan),
Banun Harpini dalam keterangan tertulis, Senin (5/3/2018).
Barantan sebagai salah satu lembaga yang bertanggung jawab
untuk memastikan pemenuhan persyaratan yang diminta oleh China, terus mendorong
pengusaha untuk dapat memenuhinya.
Barantan juga mengingatkan produsen sarang walet untuk
memperhatikan tiga persyaratan utama untuk mengekspor ke China, yaitu
ketertelusuran, bersih dengan kandungan nitrit <30 3="" 70="" dan="" detik.="" dipanaskan="" hingga="" o:p="" ppm="" selama="" telah="">30>
Seperti diketahui, pada 2015, sarang burung walet Indonesia
telah dapat mengekspor langsung ke China, di mana sebelumnya harus melewati
negara ketiga, salah satunya Hong Kong. Perjuangan untuk mengekspor langsung ke
China membutuhkan waktu lama.
Pada bulan April 2012 menandatangani Protokol tentang
Higgity, Persyaratan Karantina dan Inspeksi untuk Impor Produk Sarang Walet
dari Indonesia ke Tiongkok, antara Kementerian Pertanian Republik Indonesia dan
Administrasi Umum Kualitas, Inspeksi, dan Pengawasan Quarantine of the Republic
of Cina. Butuh waktu tiga tahun setelah penandatangan Protokol Baru Indonesia
untuk dapat langsung mengekspor sarang burung walet ke Cina.
Diperlukan komunikasi yang baik antara pemerintah, dalam hal
ini Barantan sebagai jaminan kualitas dan persyaratan dengan pelaku usaha.
Pemerintah siap memfasilitasi dan membantu dalam pemenuhan persyaratan, karena
ini membawa nama Indonesia.
"Jangan sampai produk kami hilang dari negara tetangga,
kami juga perlu mewaspadai pesaing kami seperti Malaysia, Thailand, dan
Vietnam," Banun Harpini menjelaskan.
Ekspor sarang burung walet Indonesia, terutama ke China,
menunjukkan tren yang meningkat, pada tahun 2016 ekspor sarang walet Indonesia
mencapai 23 ton dari 7 perusahaan yang terdaftar. Dan pada 2017 mencapai 52 ton
dari 8 perusahaan yang terdaftar. Hingga 2017, sarang burung walet Indonesia
menguasai sekitar 70% pasar Cina bila dibandingkan dengan Malaysia dan
Thailand. Pada Januari 2018, ada 7 perusahaan dari 8 perusahaan yang terdaftar
untuk mengekspor sarang walet ke China dengan volume mencapai 4 ton lebih
banyak.
Dengan kecenderungan peningkatan permintaan ekspor ini,
Barantan segera menyusun kebijakan teknis tentang Nest Nest Warming ke China
untuk menyesuaikan metode pemanasan sesuai dengan persyaratan yang diminta. Ini
sejalan dengan rekomendasi untuk meningkatkan hasil audit sarang burung Cina
oleh CNCA pada tahun 2017.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar